17 Okt 2020

Mengurangi Kebutuhan Pupuk dengan Protein Tenaman

Mengurangi Kebutuhan Pupuk dengan Protein Tenaman
Satu minggu lebih tak terasa blog ini tidak tersentuh dengan belaian kasih sayang dari seorang blogger. Entah apa yang akan dijadikan alasan sehingga blog ini terbengkalai walaupun masih sepi pengunjung dari beberapa bulan terakhir ini. Apakah memang karena mutu dari tulisan yang tidak ada, atau memang karena tidak ada seorangpun yang tersasar dan menemukan sesuatu yang kurang berarti walau penuh manfaat disini.

Pada kesempatan kali terusik untuk menuliskan sesuatu yang terlintas setelah melintasi sebuah postingan yang berjudul Temuan Protein Tanaman Dapat Mengurangi Kebutuhan Akan Pupuk. Sepertinya menarik untuk diulas mengingat pada jaman sekarang pola pertanian yang lebih sehat tentu akan lebih disenangi dan kemungkinan pada masanya nanti akan kembali pada metode pertanian kontemporer masa nenek moyang kita terdahulu, yang belum mengenal pupuk kimia sintetik, fungisida, insektisida dan lain sebagainya.

Inti dari posting tersebut adalah sebuah temuan tentang Bagaimana Protein Dalam Akar tanaman dapat mengontrol penyerapan mineral dan air. Apakah ini adalah sebuah penemuan baru atau sebuah teori baru. Kemungkinan hal tersebut merupakan penemuan baru, namun kejadian tersebut sudah berlangsung sejak tanaman itu diciptakan dan tumbuh dipermukaan bumi ini. Hal yang baru ditemukan walau sesuatu yang sudah lama, Allahu Akbar.

Studi tersebut menunjukkan bahwa keluarga protein tembaga biru "Uclacyanins" memiliki peran penting dalam pembentukan strip casparian untuk mengontrol nutrisi mineral dan efisiensi penggunaan air dengan membentuk sebuah segel rapat diantara sel-sel pada tanaman untuk mencegah kebocoran nutrisi dan air. Sehingga nutrisi dan air dapat tersalurkan dengan tepat dan tidak mengalami pemborosan. Tidak sepertinya penyaluran dana pemerintah yang seharusnya tepat sasaran tapi malah mengalami kebocoran sehingga tidak sampai pada sasaran. Waduh keluar rel tulisan ini jadinya.

Coba kita mengingat kembali sejarah pertanian, bagaimana manusia mengenal bercocok tanam. Tidak ada pupuk sintetik namun semuanya diserahkan pada alam bagaimana proses kejadiannya, ditanam dan ditinggalkan, akan didatangi jika masa panen sudah tiba. Namun hal tersebut lain cerita dengan masa kini yang tentunya membutuhkan percepatan dan peningkatan. Namun sayang peran alam seakan dikesampingkan dan dikendalikan oleh otak cendikia manusia. Memang secara kebutuhan dari peningkatan populasi penduduk kebutuhan pangan meningkat beberapa kali lipat dari jaman dahulu. Sehingga panen harus lebih banyak dan lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut, dengan catatan tidak harus merusak keberlangsungan alam.

Menurut logika penulis, manusia telah menyebabkan salah satu rantai makanan di ekosistem bumi bermasalah, yaitu ekosistem jasad renik yang mungkin keberadaannya tidak saling keterkaitan meskipun tidak terputus secara massal. Sementara jasad renik tersebut seperti mikroba, bakteri dan lain sebagainya juga bagian dari makhluk hidup yang membutuhkan makan, dan memberikan sumbangsih pada keberhasilan budidaya tanaman manusia. Mereka tidak diberi makan namun dipaksa untuk bekerja mengurai pupuk yang diberikan untuk menunjang pertumbuhan dan peningkatan hasil pertanian. Ibaratkan manusia, bakteri dan mikroba jika dipaksa terus untuk bekerja tanpa diimbangi dengan nutrisi yang mereka butuhkan, suatu saat akan kelelahan atau mati karena kelaparan sehingga hasil pertanian akan mengalami penurunan yang tidak pernah diduga oleh para pakar dan petani. Tanaman kok tidak subur lagi padahal sudah diberikan berbagai jenis pupuk dan perangsang tumbuh.

Yang harus dipikirkan kedepan bagaimana memperbaiki kembali ekosistem yang sempat bermasalah tersebut sehingga produksi pangan dapat kembali meningkat. Kita harus menghidupkan kembali ekosistem dan mengembalikan bakteri dan mikroorganisme lainnya pada habitatnya. kita rawat mereka dengan memberikan makanan yang mereka butuhkan sehingga dapat bekerja secara maksimal untuk memberikan hasil yang maksimal pada tanaman budi daya dan kelestarian lingkungan.

Bagaiamana caranya, dan langkah apa yang harus kita lakukan? Mari kita pikir bersama dan kita usahakan bersama untuk mengembalikan ekosistem yang stabil dengan peningkatan kualtias serta kwantitas pangan sesuai dengan tuntutan jaman. Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Mengurangi Kebutuhan Pupuk dengan Protein Tenaman, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Mengurangi Kebutuhan Pupuk dengan Protein Tenaman. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Mengurangi Kebutuhan Pupuk dengan Protein Tenaman dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA

Posting Komentar