Tujuan dari mengenal PGPR ini tentu untuk menambah koleksi agen hayati serta koleksi pupuk organik yang ada dan pernah dipraktekkan sampai saat ini. Diantara yang sudah pernah dipraktekkan adalah Nitrobacter yang sudah dibuktikan keampuhan untuk merangsang pertumbuhan pada kebun cabe organik yang diposting beberapa bulan yang lalu. Dilengkapi dengan gambar perkembangan pertumbuhan tanaman cabe yang saya aplikasikan full nitrobacter tanpa tambahan pupuk apapun.
Selain Nitrobacter mencoba mengenal IMO lebih jauh dengan mengkoleksi berbagai mikroorganisme lokal atau MOL dengan mencoba memancing Jakaba walau sampai detik ini tingkat keberhasilannya juga belum diketahui. Tentu karena hanya sekedar bereksperimen saja sehingga belum memberikan hasil yang pasti. Selain mengkoleksi IMO juga mencoba menerapkan teknik pemupukan dengan memanfaatkan apa yang mudah diperoleh disekitar kita dengan kandungan yang cukup banyak dan dibutuhkan sebagai Plant Promoting Grwoth Fertilizer, diantaranya membuat pupuk cair kaya kandungan Nitrogen dan agen hayati dengan bahan urine dan air leri.
Nah beberapa minggu yang lalu saya mencoba untuk membuat isolat PGPR dengan mempergunakan akar bambu sebagai sumber bakteri perakaran. Beberapa genggam akar bambu ditumbuk tidak terlalu halus dan direndam dengan mempergunakan air leri di dalam botol tertutup bekas air meneral kapasitas 1,5 liter.
Kurang lebih satu minggu proses perendaman akar bambu tersebut, hari minggu pagi langkah selanjutnya adalah membuat instalasi yang akan dipergunakan untuk proses fermentasi seperti tampak pada gambar pada bagian awal posting kali ini. Setelah itu saya merubus air leri, karena tidak cukup banyak persediaan air lerinya maka saya tambah air biasa kurang lebih menjadi 5 liter air rebus, ditambahkan beberapa genggam nasi matang yang ikut direbus, ditambahkan sedikit kapur sirih serta terasi yang tidak ketahuan berapa gram ukurannya. Tanpa takaran yang jelas saya mencoba membuat media pembiakan PGPR tersebut dan tidak lupa ditambah 1 gelas molase kurang lebih 220 ml.
Proses perbusan saya pikir agar semua bahan tercampur homogen, sambil diaduk sewaktu merebus sampai air mendidih. Sekiranya dianggap cukup rebusan campuran bahan tersebut diangkat dari tungku dan didinginkan sampai betul-betul dingin tanpa dimasukan dalam lemari pendingin. Istilah dingin sesuai suhu kamar walau tidak disimpan dalam kamar.
Proses selanjutnya adalah memasukkan rebusan beberapa macam campuran tersebut kedalam wadah yang telah dipersiapkan, yaitu jerigen yang diberi nomor 3 pada gambar tanpa dilakukan proses penyaringan. Semua ampas dari bahan yang direbus ikut masuk dalam wadah. Selanjutnya air rendaman akar bambu juga ikut dimasukkan dalam wadah. Kemudian wadah ditutup rapat dan dilakukan proses aerasi. Menurut literasi yang saya dapatkan proses membutuhkan waktu kurang lebih 7 hari atau satu minggu.
Dari gambar diatas sebagai ilustrasi instalasi yang saya dapatkan dari hasil googling, saya mencoba untuk menguraikannya dalam bentuk penjelasan yang mungkin saja tidak terlalu jelas.
- Pada botol nomor 1 terdapat 2 selang, selang satu berasal dari mesin aerator dan diposisikan sampai pada dasar botol, selang dua sebatas masuk pada tutup botol. Botol diisi dengan air biasa ditambahkan dengan beberapa sendok air kapur sirih. Sebenarnya dalam petunjuk botol ini disini larutan PK.Tujuan penggunaan larutan PK agar oksigen yang masuk dapat disterilkan terlebih dahulu sebelum masuk pada tabung utama nomor 3
- Botol nomor 2 juga terdapat dua selang, yang satu berasal dari botol nomor satu dan yang satu lagi menuju wadah besar (2). Botol diisi dengan tissue yang dalam petunjuk botol ini dapat diisi dengan kapas dan berfungsi sebagai filter udara, pikiran saya agar tidak ada air yang dihasilkan oleh botol nomor satu masuk pada botol nomor 3 selama proses aerasi.
- Jerigen Kapasitas 10 liter sebagai tempat proses fermentasi bahan. Pada wadah ini dimasukkan 2 selang yang satu menuju dasar wadah berasal dari filter nomor 2, dan satu lagi tidak sampai menyentuh cairan dalam wadah menuju botol nomor 4.
- Botol nomor 4 adalah pembuangan gas dari proses fermentasi pada wadah nomor 3, pada botol nomor 4 diisi dengan air dan selang sampai masuk kedalam air.
Proses selanjutnya adalah menunggu minimal 7 hari kedepan proses fermentasi untuk mengetahui hasilnya. Proses fermentasi mempergunakan bantuan mesin aerator karena kebetulan ada mesin aeorator yang tidak dipakai untuk aquarium, dan proses fermentasi akan lebih cepat jika dilakukan dengan proses aerob (menggunakan oksigen) dengan catatan tidak ada kontaminasi mikroorganisme yang tidak dibutuhkan, walau sangat mungkin terjadi masih ada sesuatu makhluk yang tidak ketahuan ikut masuk dalam jaringan yang akan ikut membantu proses fermentasi atau bahkan merusak proses tersebut. Itulah yang dilakukan saya pada hari minggu ini selain beberapa kegiatan lain yang tidak sempat saya jabarkan untuk menceritakannya melalui tulisan. Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Mengenal Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR ), walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Mengenal Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR ). Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Mengenal Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR ) dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA