6 Okt 2020

Memahami Konduktifitas Listrik (EC) dan Pertumbuhan Tanaman

Memahami Konduktifitas Listrik (EC) dan Pertumbuhan Tanaman
Sebetulnya tulisan berkaitan dengan masalah ini direncanakan beberapa hari yang lalu untuk sedikit membahas seputar Konduktifitas Listrik (Electricity Conductivity/EC) dan hubungannya dengan tanaman. Hal ini disebabkan karena sebuah pertanyaan pada forum aplikasi petani keterkaitan antara pengujian cairan POC yang mempergunakan alat listrik dapat menyala sementara air biasa tidak menyala. Namun ternyata realisasinya baru saat ini. Entah apakah rancangan tulisan yang tersimpan sebagai draft masih dapat dieksplarasi ulang untuk dapat dituangkan dalam posting blog ini untuk sekedar berbagi informasi dari hasil literasi bagi yang berkenan untuk membaca postingan ini dengan harapan masih banyak yang berkenan untuk singgah dan membaca seputar pengalaman dan sharing yang Insya Allah dapat memberikan manfaat, terlebih bagi penulis.

Namun sepertinya sedikit ada kendala untuk menuangkannya pada postingan kali ini, karena secara naluri seorang blogger berupaya untuk dapat menjalin korelasi dengan postingan sebelumnya.
Lainnya :
Saya akan mencoba menganalisa hal tersebut sesuai kemampuan yang saya miliki tentang ulasan elektron listirk dan pertumbuhan tanaman. Memulai dengan istilah Konduktifitas Listrik (EC), bagi penggemar hidroponik hal tersebut tentu bukan hal yang baru dan sudah menjadi sarapan sehari-hari untuk memberikan nutrisi pada tanaman hidroponik tersebut. Dengan mempergunakan bantuan alat yang dikenal dengan nama EC Meter akan memudahkan untuk mengetahui berapa kapasitas konduktifitas listrik yang dimiliki sebuah larutan.

Konduktifitas Listrik atau kemampuan untuk mengantarkan arus listrik. Kenapa pada larutan POC pada alat pengujia lampu menyala sementara pada air biasa lampu tidak menyala? Kemampuan mengantarkan arus listrik pada suatu larutan dipengaruhi oleh jumlah partikel yang terlarut dalam larutan tersebut atau istilahnya kalau tidak salah TDS (Terlarut Dalam Sistem). Semakin terang nyala lampu indikator alat yang digunakan dapat dilogikan semakin banyak pula partikel yang dapat mengantarkan arus listrik yang terlaru. Apakah jika lampu indikator tidak menyala berarti tidak ada partikel yang larut dalam cairan tersebut? Jawabannya bisa ya bisa juga tidak.

Jawaban ya, karena partikel yang dapat larut dalam suatu cairan tidak harus partikel yang dapat menghantarkan listrik, jika indikator tidak menyala kemungkinan partikel yang terlarut bukan partikel yang bersifat konduktor. (sepertinya jawaban ya dan tidak sudah terwakili pada paragram ini) walau mungkin masih membingungkan, karena memang ciri khas dari tulisan CITRO MDURO adalah tulisan dengan berbagai makna yang ambigo atau membingungkan karena tidak dilandasi dengan acuan dan referensi yang memadai. Jadi bisa saja apa yang dituliskan merupakan sesuatu yang memilki kekeliruan fatal. Perlu diketahui bahwa apa yang dituliskan dan dipublikasikan bukan sebuah jurnal dari hasil penelitian berdasarkan teori yang telah diakui secara umum. He he he.

Apa keterkaitan konduktifitas listrik tersebut dengan tanaman, apa manfaatnya?

Sebetulnya untuk mengaitkan atau meniadakan keterkaitan tersebut sangat mudah. Jika hasrat untuk melanjutkan untuk menulis, maka keterkaitan tersebut seakan semu belaka dan berujung tanpa kesimpulan. Jika masih ingin melanjutkan tulisan dapat saja merangkai kata dan mengkaitkan diantaranya. Mudah bukan.....?
Lainnya :
Karena masih ingin melanjutkan walau secara akhir tetap tidak dapat disimpulkan, maka harus ada keterkaitan antara Konduktiftas Listrik (EC) sebuah larutan dengan tanaman. Yuk lanjutkan membacanya walau masih tetap ambigo dan membingungkan.

Semakin banyak partikel yang terlarut dalam sistem, akan semakin beragam unsur yang terkandung dalam larutan tersebut. Tanaman membutuhkan banyak partikel untuk menunjunga pertumbuhan dan perkembangannya. Namun secara umum dibagi dua golongan yang dibutuhkan yaitu unsur Makro dan unsur Mikro. Unsur makro lebih dipahami sebagai kebutuhan utama tanaman yaitu Nitrogen, Phospat dan Kalium (NPK), sementara unsur mikro lain masih banyak seperti Zn, Fe, Br, Ca, dan masih banyak lagi tentunya.

Semakin terang nyala lampu indikator alat, menandakan larutan memiliki konduktifitas listrik yang semakin baik. Hal ini dapat diterjemahkan secara mandiri oleh penulis bahwa partikel yang terlarut semakin banyak atau memiliki ppm yang tinggi. Semakin tinggi ppm suatu larutan, maka semakin rapat partikel di dalamnya.

Masih belum bisa dipahami? Saya pikir masih sulit untuk dipahami karena memang hal ini tidak memerlukan pemahaman yang kongkrit, dengan anda mampir di blog ini, saya merasa senang dan berterima kasih. Dengan harapan semoga sedikit mengurangi rasa jenuh pembaca walau mungkin ada rasa kesal menemukan tulisan yang tidak diinginkan. Mohon maaf yang sebesarnya, dan terima kasih sebanyak-banyaknya. Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Memahami Konduktifitas Listrik (EC) dan Pertumbuhan Tanaman, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Memahami Konduktifitas Listrik (EC) dan Pertumbuhan Tanaman. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Memahami Konduktifitas Listrik (EC) dan Pertumbuhan Tanaman dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA

Posting Komentar