Waktu terus beranjak melangkah maju dan tak pernah berhenti, berlalu dan terus berlalu meninggalkan sejuta kenangan silam yang telah lampau. Namun kita tidak dapat lepas dari kenangan itu walau kita harus tetap melangkah menuju dan menyongsong hari esok yang lebih cerah dan terang benderang.
Tak terasa sudah satu setengah dasa warsa lebih kenangan itu terlewati namun seakan kerinduan akan kenangan bersama itu masih lekat dalam ingatan. Sebuah kenangan kebersamaan dalam keterbatasan bersama untuk memperbaiki diri dan menemukan jati diri dalam menggembleng keterampilan yang tak dimiliki sebelumnya.
Kenangan apa yang terdapat dari daun tembakau yang akan diceritakan pada tulisan ini? Entahlah begitu saja terlintas kenangan pada masa itu, melinting bersama ketika tak sepeser uangpun tersisa untuk mendapatkan sebatang rokok dan hisap secara bergantian. Alhamdulillah kondisi itu sekarang sudah jauh berubah, walau hanya sebatang rokok tak lagi bergantian untuk mendapatkan nikmatnya asap dari tembakau madura yang dikirim dari rumah.
Sedikit mengingat cerita waktu itu sekitar awal tahun 2003 mengikuti pelatihan keterampilan yang dikhususkan bagi kaum disabilitas yang berpusat di daerah cibinong Bogor. Kami berkumpul hampir dari seluruh penjuru negeri dari sabang sampai merauke untuk meningkatkan kompetensi diri dalam Pelatiah Vocational Skills. Mulai dari aceh sampai dari papua berkumpul dalam satu pelatihan yang diselanggarakan oleh Departemen Sosial RI. Entah angkatan keberapa kami semua menjali pelatihan tersebut pada tahun itu. Tentu selama kurang lebih 10 bulan ada kenangan pahit dan manis yang dialami, mulai dari kisah cinta maupun kisah yang lainnya.
Beberapa dari kami adalah penikmat rokok, sekedar rokok dan anti narkoba juga miras. Kami adalah penikmat rokok juga penikmat musik dangdut waktu itu yang sering tampil dan keluar pagar setiap malam minggu untuk mengisi acara malam liburan pelatihan. Sementara bogor notabene dengan acara rutin setiap ada hajatan yaitu karaoke dangdut. Tapi saya tidak akan menceritakan hal tersebut karena saya kurang memahami seluk beluk karaoke dangdutnya.
Hampir setiap malam kami beberapa teman berkumpul ditemani secangkir kopi, yang terkadang air untuk membuat kopi adalah air bekas memasak mie. Terbayang seperti apa kira-kira rasa kopi dari bekas air rebusan mie tersebut. Biar tidak penasaran silahkan anda mencobanya dirumah, dan ini adegan tidak berbahaya bisa ditiru jika berminat.
Tembakau Madura Masih Dirindukan dan Menyimpan Sejuta Kenangan, begitulah kenyataannya setelah sekian lama berpisah. Dari beberapa teman bertanya dengan keadaan tembakau lintingan tersebut "TIngwe" Alias linting dewe untuk dapat menikmati rokok. Mereka meminta untuk mengirimkan tembakau lintingan madura.
Memang bukan tembakau kualitas nomor satu yang dikirimkan ke asrama waktu itu, namun tembakau madura memang lebih terkenal dengan gurih dan harum bagi penikmat rokok. Dengan rajangan yang halus tentu akan memberikan penampilan tembakau yang lebih cantik dengan warna kuning keemasan.
Untuk tetap mengukir kenangan itu, berupaya untuk menemukan tembakau spesial tingwe tersebut ditengah pandemi dan kesulitan ekonomi sehingga kenangan itu tidak mudah untuk terkubur dan lenyap begitu saja. Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Tembakau Madura Masih Dirindukan dan Menyimpan Sejuta Kenangan, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Tembakau Madura Masih Dirindukan dan Menyimpan Sejuta Kenangan. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Tembakau Madura Masih Dirindukan dan Menyimpan Sejuta Kenangan dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA
