Beberapa waktu lalu sempat viral dengan Video yang beradar di gadang-gadang dapat mempercepat laju pertumbuhan tanaman kerdil serta manfaat lainnya dalam dunia pertanian organik. Penasaran dengan hal tesebut karena beberapa bulan terakhir sedang sedikit intens untuk belajar seputar pertanian sekaligus melakukan praktek dalam dunia tersebut. Jika dikatakan melakukan usaha pertanian sekedar untuk mengejar keuntungan, tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan. Usaha pertanian selain membutuhkan modal yang tidak sedikit juga dibutuhkan tenaga yang super ekstra, terlebih lagi dengan tujuan untuk memperoleh pertanian yang lebih sehat yaitu pertanian organik.
Ternyata hal tersebut tidak mudah untuk dipraktekan, setelah dapat dikatakan mengalami kegagalan pada praktek berkebun cabe organik, tentu saja tidak harus menyerah disitu saja. Setelah kegagalan tersebut tentu saja kehabisan modal untuk melanjutkan budi daya tanaman cabai. Merasa eman dengan lahan seluas kurang lebih 1000 m2, dengan modal terbatas maka harus melakukan budidaya dengan biaya yang minimalis dengan perawatan yang tidak terlalu rumit walau potensi penghasilan tidak seberapa. Alhasil bercocok tanam Jagung menjadi pilihan. Teknik tanam tugal langsung tanpa olah tanah menjadi pilihan untuk meminimalisir modal. Dengan tenaga semampunya akhirnya berhasil menanam jagung tersebut pada bedengan bekas tanam cabai sebelumnya, walau untuk lahan seluas tersebut dibutuhkan waktu kurang lebih 3 hari untuk merampungkannya.
Dari kegiatan tersebut kegiatan belajar terus berlanjut seputar mikroorganisme, teknik pemupukan dan beberapa hal lainnya seputar pertanian sehingga akhirnya mengenal yang disebut dengan IMO (Indigenus Microorganism). Dari hasil belajar yang tidak cukup dicatat dan diingat, namun harus segera dipraktekkan sudah dimiliki beberapa mikroorganisme lokal diantaranya yang sudah menjadi koleksi dalam kapasitas kecil antara lain Nitrobacter, EM4 air leri, PSB (telor mecin) serta beberapa campuran urin dan beberapa rempam yang dijadikan sebagai fungsida dan insektisida. Hasil pembuktian lumayan bagus pada tanaman jagung kemaren yang tidak membutuhkan insektisida kimia sementara kebun jagung tetangga mengalami serang ulat. Untuk hasil akhir memang kalah dengan pertanian kimia karena belum maksimal dalam pemahaman konsep organik serta kebutuhan unsru makro serta mikro tanaman budidaya.
Pembelajaran selanjutnya adalah mencoba memancing Jamur Keberuntungan Abadi (Jakaba) yang digadang-gadang akan menjadi revolusioner pertanian modern. Sebagai langkah awal pembelajaran menyiapkan wadah bekas cat tembok yang diisi dengan air cucian beras yang tentu saja harus pesan pada bagian dapur untuk menyisihkan air cucian beras pertama sewaktu memasak. Alhamdulillah setelah satu minggu dibiarkan penampakannya seperti gambar berikut; Dari beberapa referensi yang tidak terlalu lengkap temtamg teknik pemancingan jamur tersebut. Saya mengatakan referensi yang kurang lengkap karena JAKABA dikatakan ditemukan secara tidak sengaja oleh Abah Junaidi dalam sebuah video youtube, namun setelah saya baca komentar-komentar pada video tersebut ada yang mengatakan bahwa jamur tersebut dapat diformulakan. Namun saya mencari jurnal tentang jamur tersebut belum saya temukan, atau mungkin karena teknik penelusuran saya untuk menemukannya kurang tepat.Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, saya tetap berusaha untuk mencoba keberuntungan untuk mendapatkan jamur tersebut dengan menyimpan air cucian beras, setelah beberapa waktu penyimpanan tampak perubahan pada permukaan air leri tersebut, entah apakah proses tersebut sudah benar atau harus diulang dari awal dikarenakan dikatakan gagal.