14 Nov 2019

Planning Simple Drip Irrigation System

Simple Drip Irrigation System by Citro Mduro
Simple Drip Irrigation System by Citro Mduro

Berkebun Cabe Organik
merupakan kegiatan beberapa bulan terakhir yang sampai detik ini masih terus dalam tahap belajar dan praktikum lapangan dengan kebun cabe organik tanpa mulsa. Kalau dilihat pada gambar yang dipergunakan sebagai sketsa gambar tulisan kali ini, gulma banyak tumbuh menyertai seiring dengan tumbuhnya tanaman cabe.

Untuk irigasi mempergunakan sistem irigasi tetes (keinginannya) walau pada kenyataannya hasil yang diperoleh bukan irigasi tetes, melainkan irigasi air mancur yang mengalami kendala dari hari kehari. Kendala yang sering dihadapi adalah tersumbatnya lubang kecil yang menjadi saluran keluar air irigasi pada selang plastik yang pada rencana awal akan dijadikan dripper atau alat penetes. Kekeliruan lain yang menjadi kedala seiring waktu adalah teknik pelubangan pada selang plastik yang tidak pas pada posisi tanaman, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai lokasi perakaran tanaman. Beginilah kerja jika tidak memiliki konsep yang matang.

Jadi bagi sahabat yang ingin mempergunakan sistem irigasi tetes (drip irrigation system) harus mempergunakan perhitungan dan perencanan yang matang sehingga akan mendapatkan hasil seperti yang diharapkan, tidak seperti yang saya alami walau bagi saya hal tersebut bukan suatu kegagalan total karena apa yang telah saya kerjakan masih dapat dirasakan manfaatnya, yaitu sistem penyiraman kebun cabe yang tidak terlalu konvensional walau membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menyelesaikan penyiraman terhadap kurang lebih 1400 tanaman.

Bagaimana langkah selanjutnya untuk menerapkan sistem irigasi ini??

pada periode yang akan datang sistem irigasi tersebut dengan mengharap ijin-Nya akan dikembangkan dengan mencari beberapa referensi dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi keluarga dan lingkungan sekitar. Tentu saja dengan mengusung konsep murah dan efesien.

Kenapa harus konsep murah? Setelah saya melakukan beberapa penelusuran dengan sistem tetes (drip system) membutuhkan biaya yang tidak murah. Baik dari selang dripnya yang sudah dilengkapi dengan emiter ataupun dengan mempergunakan emiter khusus yang banyak ditemukan dipasaran. Berkenaan dengan biaya sebetulnya bukan suatu permasalahan jika kita adalah petani yang memiliki cukup modal untuk membeli kebutuhan bahan sekaligus menyewa tenaga ahli untuk melakukan perhitungan dan instalasinya.

Perhitungan apa yang harus dilakukan untuk mengaplikasi irigasi sistem tetes?

Dari berbagai referensi yang saya dapatkan baik berupa tulisan maupun video, harga selang drip bisa dikatakan mahal. Banyak para petani mempergunakan selang drip biasa sehingga harus melakukan pelubangan secara manual. Dari teknik pelubangan manual tersebut yang dihasilkan bukan menetes tetes demi tetes, tapi air memancar dari lubang yang dibuat pada selang plastik sehingga pengairan tida dapat dilakukan secara serentak, harus disesuaikan dengan kemampuan tekanan air pada panjang selang plastik yang terbentang pada bedengan tanaman.

Beberapa waktu lalu saya menemukan video tutorial walaupun bukan drip sistem saya pikir masuk akal dengan memasang pipa cutton buds untuk antisi pasi tersumbatnya lubang yang dibuat pada selang plasting. Referensi lainnya adalah drip sistem dengan mempergunakan pipa pvc atau lebih familiar dengan sebutan paralon. Satu referensi lagi yang sempat menggugah pola berfikir saya adalah memanfaatkan gabus filter rokok sebagai alat penetes.

Planning Simple Drip Irrigation System yang ada pada pikiran saya pada masa mendatang dengan mempergunakan Simple Gravity Drip Irrigation System. Memanfaatkan toren air yang sudah terpasang sepertinya lebih efektif dan hemat biaya listrik dengan memanfaatkan gaya gravitasi untuk mendorong air dan menetes pada perakaran tanaman. Sebagai emiter saya berencana mempergunakan selang sedotan yang dipotong sedemikian rupa dan di lubangnya diisi dengan gabus filter rokok. Selang sedotan yang telah diisi filter rokok tersebut akan ditancapkan pada selang irigasi yang melintang diatas bedengan.

Untuk tahap awal akan mempraktekkan dalam skala kecil dengan harapan praktek tersebut dapat diterapkan pada lahan dengan luas kurang lebih 1000 meter persegi dengan biaya yang lebih murah dan hasil yang sama efisien dibandingkan dengan selang drip yang sudah dilengkapi dengan emiter ataupun mempergunakan emiter yang dapat kita beli.

Namun hal tersebut masih dalam tahap rencana, semoga tulisan ini menjadi konsep dasar untuk melangkah pada proses selanjutnya. Dan akhirnya saya akhiri tulisan ini walau mungkin sebetulnya masih belum berakhir Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Planning Simple Drip Irrigation System, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Planning Simple Drip Irrigation System. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Planning Simple Drip Irrigation System dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA

Posting Komentar