Alhamdulillah sampai saat ini masih diberikan kesehatan serta kesempatan untuk terus melanjutkan belajar sesutau yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya akan dipelajari saat ini. Jika diceritakan asal usul sampai terjadi proses pembelajaran ini tentu tidak cukup satu postingan untuk menyelesaikannya, namun hal tersebut merupakan suatu anugerah yang harus kita syukuri dengan harapan apa yang sedang dipelajari merupakan sebuah petunjuk demi kebaikan masa yang akan datang serta dapat memberikan efek positif terlebih untuk diri sendiri dan keluarga dan juga dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Semoga dari hasil belajar dapat menjadi salah satu bakti dalam kehidupan bermasyarakat dan bersosial.
Desas desus dari para petani di beberapa daerah (mungkin tidak keseluruhan) yang mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi serta harga yang menanjak meroket harganya, sehingga petani tidak akan melakukan bercocok tanam karena perhitungan secara bisnis ekonomi yang akan mengalami kerugian. Dengan meningkatnya harga pupuk tentu akan meningkatkan biaya operasional pertanian sementara harga jual dari produk pertanian tidak mengalami perubahan yang signifikan, cenderung stagnan bahkan sangat mungkin mengalami penurunan yang menyebabkan kerugian para petani akan semakin besar.
Kita lihat judul pada postingan sebelumnya, "Kreasi Tanpa Batas Eksperimen Pupuk Alternatif". Kita lihat judul saja dan tidak paksaan untuk mengintip isi dari postingan tersebut.
Alam dengan berbagai isinya diciptakan dengan keseimbangan dan kesinambungan diantaranya. Antara satu dengan yang lain ada keterkaitan yang tidak dapat terlepaskan dan saling membutuhkan serta memberikan manfaat masing-masing. Pertanian tentunya bukan dimulai saat ini saja, nenek moyang kita sudah dari dulu mengenal teknik bercocok tanam dan tidak dipusingkan dengan tersedia atau tidak pupuk dipasaran, karena memang alam sudah menyediakan segalanya dan tergantung kembali kepada manusia untuk dapat memanfaatkan alam tersebut Seperti sedikit ulasan pada paragraf sebelumnya. Namun lain dulu lain sekarang, nenek moyang tidak terlalu dibingungkan dengan ketersediaan pupuk, karena kebutuhan pangan tempoe doeloe berbeda dengan sekarang. Bukan karena porsi kebutuhan pangan yang mengalami peningkatan pada masing-masing personal, namun lebih mengarah pada jumlah personal yang semakin banyak sementara lahan pertanian untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan semakin berkurang untuk kebutuhan lain seperti tempat tinggal, serta perubahan fungsi lahan pertanian pada fungsi yang lain pula sehingga lahan pertanian bisa dikatakan semakin berkurang.
Percepatan dan peningkatan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut, baik secara kualitas maupun kuantitas. Untuk itu diperlukan fertilizer atau pupuk untuk memacu pertumbuhan tanaman sehingga panen dapat dipersingkat serta kualitas dapat ditingkatkan.Tanaman ditengah hutan dapat tumbuh dengan subur dan sehat tanpa ada campur tangan perawatan manusia, tidak pernah dilakukan pemupukan dan segala macamnya namun kesuburan terkadang jauh dibandingkan dengan tanaman yang sengaja dibudidayakan oleh manusia. Tidak usah membahas hal tersebut agar tidak terlalu jauh menyimpang dari topik yang ingin dituliskan walau sudah melenceng keluar jalur yang seharusnya.
Namun tidak mengapalah sembari melatih otak untuk merangkai kata dan memainkan jemari diatas tombol keyboard.
Manusia dijadikan makhluk yang lebih baik dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan Allah, manusia diberikan akal dan pikiran. Namun terkadang kelebihan tersebut sering kita gunakan untuk merusak keseimbangan alam. Nah dari itu mari kita mencoba belajar untuk menjaga keseimbangan alam sehingga tanaman budidaya dapat memberikan hasil yang maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan kita, mulai dari diri kita sendiri dalam skala kecil untuk menjaga kelestarian alam.
Jika alam telah menyediakan apa yang kita butuhkan, dengan akal dan pikiran kita seharusnya dapat memanfaatkan ketersediaan tersebut yang bukan secara tidak sengaja disedikan oleh Sang Maha Pencipta. Mencoba memahami proses ekstraksi secara biologi kimia, karena saya pikir hal tersebut terjadi secara berkesinambungan tanpa henti dari bahan ini dirubah menjadi bahan yang lebih bermanfaat secara alami, dan manusia diberikan kemampuan untuk memahami dan meniru proses tersebut walau kadang menimbulkan sesuatu yang negatif yang disebabkan karena tidak terukur dan terarah seperti alam.
Panjang lebar uraian diatas sebetulnya ingin mengutarakan sesuatu yang terkonsep secara virtual sebelumnya, namun entah kenapa pada realisasinya menjadi sebuah cerita yang seakan tidak berujung dan sulit untuk memasuki konsep yang sesungguhnya.
Anggap saja apa yang sudah dituliskan ini sesuatu dari seseorang yang sedang bermimpi dan mengigau. Untuk konsep yang tersusu secara virtula dalam memori angan semoga dapat dituangkan dalam posting berikutnya secara terstruktur dan terukur walau tidak sepenuhnyaSebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Bisa Dianggap Sedang Mengalami Halusinasi dan Mengigau, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Bisa Dianggap Sedang Mengalami Halusinasi dan Mengigau. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Bisa Dianggap Sedang Mengalami Halusinasi dan Mengigau dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA