Sebut saja namanya Ali, seorang karyawan di salah satu lembaga pendidikan. Ali adalah salah satu karyawan yang kreatif dan disiplin selalu menampakkan wajah riang dengan senyuman setiap berpapasan dengan karyawan lain maupun siswa/siswi di lembaga pendidikan tersebut.
Bukan hanya ramah dan memiliki kedisiplinan, Ali juga dikenal sebagai salah satu karyawan yang memiliki paras wajah ganteng dibandingkan dengan teman-teman lainnya.
Pagi itu, beberapa karyawan yang sedang tidak memiliki aktifitas rutin duduk bersantai disalah satu ruangan lembaga tersebut sambil menikmati kopi hangat yang diseduh dengan air dispenser yang terletak disudut ruangan. Meskipun hanya salumi, kepuasan menikmati kopi hangat sangat terasa pagi itu. Ali, Ahmad, Lukman, dan Azis sambil menikmati kopi saset hangat yang diseduh dengan air dispenser diisi dengan perbincangan ringan seputar aktifitas harian dan banyak hal lain, terkadang secara tak sengaja bersamaan meraih gelas berisi kopi yang sudah mulai dingin dan tinggal separuh gelas.
Sementara, karyawan yang lain sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Ada yang sedang mengurus administrasi, ada yang sedang berada dikelas dan berbagai aktifitas lain mereka kerjakan. Sementara mereka berempat tetap santai dalam perbincangan ringan sambil menunggu giliran untuk melakukan aktifitas rutin. Azis sambil menimpali obrolan sedidkit sibut dengan buku oretan yang sepertinya sudah cukup berumur yang dikeluarkan dari dalam tasnnya.
Ternyata dibalik keriangan dan keceriaan pagi hari itu, sejuta masalah tersimpan dibalik raut mereka yang penuh canda. Apalagi jika bukan masalah ekonomi yang kerap menerpa tenaga honorer. Dengan gaji pas-pasan mereka harus memenuhi kebutuhan keluarga, namun keriangan yang mengisi hari-hari mereka berkumpul seakan masalah itu tidak pernah ada, dan mereka terus tetap bertahan hidup tanpa adanya keluhan kekurangan dana hidup dari gaji mereka yang sangat minim.
Apakah keadaan itu memang disembunyikan, ataukah mereka memang sudah tidak memperdulikan tentang kenyataan tersebut. Terlihat jelas wajah harap demi perbaikan nasib mereka melalui kebijakan pemerintah, walau tak dapat dipastikan kebijakan pemerintah akan memperbaiki nasib hidup mereka.
Ah, sudahlah. Bagaikan “Malappaen Manok Ngabeng” membicarakan hal tersebut, sahut Ahmad pada salah satu kutipan percakapan yang mereka lakukan.
Bagaimana sih kak cara mendapatkan rejeki yang mudah dan banyak, pecah Ahmad membuka sebuah pertanyaan menjadikan obrolan ringan itu terus berlanjut.
Pesugihan, maling, atau korupsi aja kalau ada kesempatan, dijamin cepat kaya. Timpal Azis ketus dengan tetap mengerjakan sesuatu pada buku oretannya.
Ketawa pun pecah diantaranya. Bagaimana kita korupsi, dan apa yang akan kita korupsi. Paling-paling hanya akan menimbulkan masalah, bikin kaya itu mustahil, sahut Lukman nyantai.
Ada cara lain yang lebih mudah selain cara-cara tersbut dan lebih aman, tanpa harus berurusan dengan pihak lain dan tidak dianggap sebuah dosa dihadapan Tuhan. Tanya Ahmad lagi.
Azis menyudahi kegiatan orat-oretnya, sambil menghisap rokok yang selalu melekat dijarinya diangkat bicara. Kunci orang sukses dengan penghasilan luar bisa itu sebetulnya sangat mudah. Cukup dengan satu amalan yang Insya Allah akan mendapatkan pahala besar dan rejeki yang melimpah. Cukup dengan membiasakan berucap ALHAMDULILLAH pada setiap kejadian yang terjadi. Sesuatu yang membahagiakan kita mengucapkan Alhamdulillah, ditimpa suatu musibah kita juga bisa mengucapkan kata tersebut dengan tulus.
Gampang terucap namun sulit untuk diucapkan, kata Ali. Dengan selalu bersyukur terhadap yang kita peroleh apakah itu banyak atau sedikit, bahkan jika yang kita dapatkan sama sekali seakan tidak ada namun kita dapat mensyukurinya maka kita akan menjadi orang sukses dan kaya raya.
Jarum jam sudah menunjukkan waktu 09.15, terdengar bel sekolah berdentang dan obrolan itupun berakhir tanpa ada sebuah kesimpulan yang dihasilkan, bahkan setetes kopipun tidak tersisa pada gelas yang dipergunakan dan menyisakan ampas kopi serta beberapa puntung rokok diasbak atas meja.
Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Perbincangan Ringan Tentang Rejeki, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Perbincangan Ringan Tentang Rejeki. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Perbincangan Ringan Tentang Rejeki dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA
26 Mei 2014
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Populer
-
Hanya sebuah judul lagu. Tidak semua orang mengenal lagu yang berjudul Ancor Pessenah Tellor . Sebuah judul lagu dangdut yang pernah popular...
-
Sinonim merupakan persamaan kata, begitu kira-kira istilah dalam bahasa yang pernah saya pelajari walau tidak terlalu melekat kuat dalam mem...
-
Water Soluble. Padahal untuk mengetikan frase awal tersebut harus membuka penerjemah terlebih dahulu untuk mengetahui Larut dalam air secar...
-
Masih tentang seputar racik meracik pupuk dengan pola sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman yang alhamdulillah pada saat ini diberikan kese...
-
Hembusan angin yang cukup kencang menciptakan suasana yang cukup dingin di daerah dataran tinggi kabupaten Pamekasan. Dingin terasa walau ta...