13 Mar 2016

Apanya Yang Mudah

Apanya Yang Mudah
Mengawali sesuatu ternyata bukan yang mudah. Bahkan untuk mengawali kata untuk dijadikan sebuah tulisan pada pagi hari ini terasa bagaikan beku otak untuk menghasilkan serangkaian kalimat sebagai pembuka awal paragraf, sementara keinginan untuk menulis itu ada walau ide tentang apa yang akan dijadikan tulisan itupun belum terlintas, bahkan sebait katapun sulit ditemukan sebagai pembuka.

Apakah kejadian ini hanya terjadi pada diriku saja, atau dapat terjadi pada siapapun mengalami kebingungan untuk melakukan tindakan awal, termasuk untuk mengawali kata sebagai tulisan. Ah rasanya Cuma aku saja yang mengalami kesulitan untuk memulai menulis, sementara kawan-kawan blogger yang lain masih rutin update posting. Masih banyak ide yang dapat mereka tuliskan dan tidak mengalami kesulitan untuk mengawali sebuah perbuatan termasuk mengawali membuat sebuah tulisan yang akan dipublikasikan pada blog masing-masing.

Pada tulisan sebelumnya walau tidak jelas maksud dan tujuannya saya menulis siapa yang kita percaya, apa yang kita percaya? Dan pada kesempatan kali ini membuktikan bahwa saya adalah orang yang tidak percaya diri. Tidak percaya bahwa dikaruniai kemampuan untuk berpikir, berkarya, bekerja, dan masih banyak karunia lain yang telah diberikan kepada kita oleh sang maha pencipta. Tapi kenyataannya tidak memiliki rasa percaya diri. Jika saja pada diri sendiri masih tidak percaya, bagaimana kita bisa mepercayai tuhan yang telah menciptakan diri ini, memberikan segala apa yang telah dibutuhkan oleh diri kita.

Terus apa yang harus saya tuliskan untuk melanjutkan cerita kali ini setelah cukup lama untuk menemukan kata untuk mengawali cerita pada tulisan ini. Ternyata bukan hanya untuk memulai sesuatu yang membutuhkan perjuangan cukup keras, untuk melanjutkan juga butuh perjuangan. Bagaimana dengan mengakhirinya. Sepertinya tidak akan ada masalah dengan akhir dari sebuah tulisan. Apakah akan berakhir dengan baik atau tidak bukan merupakan suatu kepastian dan tidak akan menimbulkan masalah, jika masih ada masalah yang belum terselesaikan, berarti tulisan tersebut masih belum berakhir, cerita tersebut akan terus berlanjut sampai pada titik tidak ada yang mempermasalahkan.

Terus, apakah menulis itu merupakan sebuah permasalahan yang akan menimbulkan masalah? Lah bagaimana harus menuliskan sesuatu jika hal tersebut akan menjadikan sebuah permasalahan yang sangat mungkin akan dipermasalahkan oleh pihak lain. Jadi takut untuk melanjutkan tulisan, padahal diawal untuk memulai tulisan ini masalah ada pada diri sendiri yang sulit menemukan kata untuk dijadikan pembukaan dalam tulisan, terus berlanjut pada masalah untuk melanjutkan cerita. Apa memang tulisan ini dibuat sebagai cerita bersambung atau bagaikan sinetron ditelevisi yang pakai acara bersambung pada episode selanjutnya.

Tapi bisa juga ya, terserah pada yang mau nulis. Apa dituntaskan dalam satu naskah tulisan, atau dipecah-pecah dalam beberapa naskah dan dikemas dengan judul yang berbeda mungkin untuk menjadikan para pembaca lebih penasaran untuk menafsirkan akhir dari cerita sebuah tulisan.

Iya juga sih kalau tulisan tersebut menyenangkan atau memberikan manfaat, tapi kalau tulisan tidak jelas arah ceritanya kemana, terus yang diceritakan juga tak jelas siapa apakah akan menjadikan pembaca merasa penasaran untuk mengetahui kelanjutan cerita jika dibuat dalam bentuk cerita bersambung. Atau mungkin saja tulisan ini akan ditinggalkan oleh pembaca tergeletak dipinggir jalan tanpa harus diselesaikan membacanya, sehingga tidak perlu tahu apa akhir cerita dari sebuah tulisan tersebut. Permulaan yang tidak jelas dengan alur yang tidak Nampak dan akhir cerita yang sama dan tidak terlihat seperti apa akhir yang dimaksud karena memang dari awal juga tidak memiliki maksud dan tujuan, pantas saja jika tidak menemukan kalimat pembuka untuk mengawali tulisan, dan kesulitan cerita untuk melanjutkan tulisan. Karena memang tidak ada tujuan dari maksud dari sebuah penulisan.

jika memang ada maksud dari sebuah penulisan, tentu dari awal sampai akhir akan didapati sebuah kalimat yang tertata dan dapat dimengerti dengan tatanan bahasa yang lebih mudah dipahami walau mungkin melenceng dari aturan dan kaedah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Terus bagaimana dengan tulisan ini yang tidak ada maksud serta tidak memiliki tujuan? Apakah akan dihapus atau akan tetap dipublikasikan pada blog? Jika gagal untuk dipublikasikan, kasihan jari jemari yang sudah menari-menari membantu untuk menemukan kata-kata yang tersusun menjadi kalimat sampai pada paragraph saat ini. Jika dibuang begitu saja sangat eman dong, biarlah menjadi tulisan yang tidak bermutu dan tidak perlu direnungkan. Karena masih banyak yang harus kita renungkan dibandingkan merenungkan tulisan ini. Jika sudah terlanjur membaca dan menyelesaikan membaca, jangan biarkan anda merenungi apa yang anda baca, apalagi sampai bertanya apa maksud dan tujuan dari sipenulis. Renungi hal lain saja yang lebih perlu untuk anda renungi. Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Apanya Yang Mudah, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Apanya Yang Mudah. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Apanya Yang Mudah dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA

Posting Komentar