Terlepas dari pasti atau tidak tentang informasi tersebut, saya mencoba nggolek untuk mendapatkan infornasu yang lebig dengan membaca beberapa artikel yang berkaitan dengan kata kunci yang saya maksudkan. Dari beberapa artikel yang aaya baca informasi yang peroleh serupa walau tak sama tergantung dari teknik penulisan serta pemilihan kata dari masing-masing penulis. Inti sari yang dapat saya simpulkan bahwa kenaikan tarid dasar listrik sementara masih berupa isu yang katanya dapat memicu terjadinya inflasi yang juga belum saya googling maksud dari istilah tersebut. Namun pada dasarnya pemerintah tidak ingin menaikkan tarif dasar listrik jika pemerintah dapat menekan harga batubara sebagai bahan bakar utama yang digunakan pembangkit tenaga listrik dari harga batubara internasional. Lah emangnya negeri ini impor apa ekspor sich batubara itu sehingga PLN tidaka bisa bekerja dana dengan pertambangan untuk memasok batubara murah??? Tarif listrik tidak naik asal batubara murah.....
Kita tinggalkan isu kenaikan tarif listrik dan mahalnya harga batubara. Biarlah itu menjadi tanggungan pemerintah beserta para
Oke sebetulnya jika hal tersebut bukan sekedar isu, namun merupakan suatu kenyataan yang sedanaga dialami masyarakat, siapa sich yang paling merasakan dampak dari kenaikan tarif listrik ataupun BBM?
Dekat rumah ada usaha las listrik dengan memanfaatkan tenaga listrik pln dalam pekerjaannya. Pada kenaikan tarif listrik tempo lalu usaha tersebut juga menaikkan tarif jasa las. Tentu usaha yang lain akan menaikkan tarif jija ada salah satu sumber daya yang mengalami kenaikab harga. Sementara sebagian besar tetangga adalah para petani dengan penghasilan yang tidak tentu setiap bulan bahkan sangat mungkin untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan menjual hasil pertanian ataupun barang-barang lainnya untuk memenuhi kebutuhan listrik. Jika biaya listrik yang harus dibayarkan, maka otomatis mereka mengurangi pemakaian daya listrik. Jika biasanya mempergunakan rice cooker, maka kebiasaan itu akan dikurangi dengan sendirinya bahkan nonton televisispun akan dikurangi.
Masyarakat bawah tidak terlalu risih dengai kenaikan tarif listrik tersebut, paling cuma beberapa hari saja itupun setelah melakukan pembayaran dan mereka juga tidak merasa keresahan dengan perubahan tersebut. Namun jika kita menyimak dari berbagaia media maupun sosial media banyak yang merasakan terbebani dengan kenaikan tarif listrik maupun BBM. Padahal mereka rata-rata bahkan mereka adalah orang-orang yang memiliki penghasilan yang cukup bukan cuma untuk sekedar kebutuhan hidup. Bahasan di media news maupun media sosial bahasan tersebut untuk memperjuangkan masyarakat kecil yang tidak terlalu gusar dengan perubahan harga tarif tersebut sebenarnya.
Sebagai akhir walau bukan sebuah kesimpulan. Perubahan kenaikan harga listrik maupun BBM tidak terlalu diresahkan oleh masyarakat bawah pada umumnya, dan menimbulkan keresahan dan kegundahan bagi kalangan yang telah memiliki kemapanan ekonomi. Nah siapa yang resah? Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Tarif Listrik Naik, Siapa Yang Resah?, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Tarif Listrik Naik, Siapa Yang Resah?. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Tarif Listrik Naik, Siapa Yang Resah? dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA