Siang tadi adalah hari kedua pelajaran bercocok tanam jagung yang saya lakukan (empat april 2017), walau sampainya disawah agak siang karena kegiatan rutinitas pagi yang harus dilakukan yaitu mengantarkan anak-anak sekolah. Mendapatkan pendidikan yang layak merupakan sebuah keharusan bagi setiap warga Negara, dan sebagai orang tua wajib memberikan pendidikan bagi anak-anaknya. Begitu pula yang harus saya lakukan. Karena saya tidak bisa mengajari anak saya secara konsekuen, maka menyekolahkan merupakan salah satu cara untuk memberikan pendidikan bagi mereka. Si sulung sudah kelas tiga sekolah dasar saat ini dan masih saya antar bersama saudara sepupunya yang kelas 5 di sebuah sekolah dasar dekat kantor polisi sector kecamatan pakong. Adiknya masih menempuh di taman bermain kanak-kanak disebuah TK yang tidak jauh dari rumah. Kegiatan rutin pagi hari mengantarkan mereka untuk menuntut ilmu teriring doa semoga mendapatkan ilmu yang barokah dan bermanfaat. Sementara pulangnya mereka sudah bias pulang tanpa dijemput. He….mmmm, maklum bapaknya malas untuk menjemput mereka dari sekolah.
Praktek bercocok tanam masih melanjutkan kegiatan hari sebelumnya, maklum karena belum berpengalaman dan tenaga yang kurang memadai untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan kecil bagi yang sudah terbiasa ternyata belum mampu. Mencangkul terlalu sering beristirahat untuk meluruskan punggung yang gimana gituh rasanya. Namun asyiknya pada malam harinya bisa tidur lebih lelap dibandingkan sebelum bekerja ekstra berat sesuai ukuran saya saat ini.
Ternyata benar apa yang diungkapkan oleh seorang Kyai yang pernah saya temui. Jika ingin hidup tenang maka jadilah petani, dan jika ingin menjadi orang kaya maka berdaganglah. Menjadi petani ternyata memang menyenangkan, padahal belum memberikan hasil dari kerja yang dilakukan. Namun badan jadi berkeringat dan dapat tidur dengan lelap dan merasakan nikmatnya tidur setelah terbangun dipagi harinya. Kebangunan dari tidur tadi pagi tidak seperti biasanya, sekalipun siangnya badan terasa lelah bekerja di ladang, namun tadi pagi saya dapat bangun pagi-pagi sangat, sebelum terdengar adzan subuh dan dapat mendengarkan merdunya kumandang adzan subuh yang lama tidak saya dengar akhir-akhir ini.
Betapa indah suasana pagi sebelum subuh, begitu tenang dan baru saya rasakan. Sungguh luar biasa nikmat yang diberikan-Nya diantara kelelahan yang luar biasa saya rasakan. Dari kelanjutan praktek bercocok tanam yang belum dilakukan adalah penyemprotan tanah dengan mempergunakan mikroorganisme yang sebetulnya ingin saya lakukan. Praktek tersebut sebetulnya sekaligus ingin membuktikan keampuhan dan keunggulan sebuah produk mikroorganisme yang mengatakan tidak memerlukan pupuk tambahan walau pengerjaan penanaman dan pengolahan tidak sepenuhnya mengikuti teori yang dianjurkan. Langkah awal yang seharusnya dilakukan adalah penyemprotan tanah sebelum ditanami untuk menghasilkan tanah yang lebih gembur dan mampu menyimpan air lebih lama menurut panduan penggunaan produk tersebut, namun hal ini tidak saya lakukan.
Yang saya lakukan adalah perendaman bibit dengan larutan produk tersebut selama satu malam, dan mentiriskan bibit yang sudah direndam selama satu malam sebelum ditanam keesokan harinya. Selesai penanaman separuh lahan berharap akan turun hujan, dan Alhamdulillah kemaren siang bumi sekitar diguyur hujan yang cukup deras, dan semestinya sore hari saya melakukan penyemprotan. Sayangnya belum saya lakukan karena keterbatasan peralatan untuk melakukan penyemprotan.
Terus maunya gimana, kok bekerja seperti tidak niat dan tidak mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan? Berhubung hal tersebut belum dilakukan, Insya Allah penyemprotan akan dilakukan setelah bibit mulai tumbuh. Semoga tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Semoga praktek ini akan sesuai dengan keinginan dan mendapatkan Ridho dan Rahmat-Nya. Aamiin…….
Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Sekedar Melanjutkan Tulisan Bercocok Tanam, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Sekedar Melanjutkan Tulisan Bercocok Tanam. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Sekedar Melanjutkan Tulisan Bercocok Tanam dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA
15 Apr 2017
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Populer
-
Hanya sebuah judul lagu. Tidak semua orang mengenal lagu yang berjudul Ancor Pessenah Tellor . Sebuah judul lagu dangdut yang pernah popular...
-
Sinonim merupakan persamaan kata, begitu kira-kira istilah dalam bahasa yang pernah saya pelajari walau tidak terlalu melekat kuat dalam mem...
-
Masih tentang seputar racik meracik pupuk dengan pola sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman yang alhamdulillah pada saat ini diberikan kese...
-
Water Soluble. Padahal untuk mengetikan frase awal tersebut harus membuka penerjemah terlebih dahulu untuk mengetahui Larut dalam air secar...
-
Hembusan angin yang cukup kencang menciptakan suasana yang cukup dingin di daerah dataran tinggi kabupaten Pamekasan. Dingin terasa walau ta...