Tempat dimana saya dibesarkan dan mengabdikan diri saat ini merupakan lingkungan pertanian yang awalnya merupakan areal pertanian tadah hujan yang mengandalkan pengairan air hujan untuk mengairi sawah pertanian, khususnya disekitar tempat tinggal yang selama ini menaungi saya dan keluarga dari terik matahari dan dinginnya cuaca malam ataupun derasnya hujan.
Produk pertanian yang dihasilkan penanaman palawija seperti jagung ataupun pada itupun pada musim penghujan. Setelah panen pertama biasanya lahan menjadi menganggur tanpa ada tanaman dikarenakan curah hujan yang mulai berkurang dan pengairan tidak mencukupi untuk bercocok tanam. Lahan akan dibuka kembali pada menjelang musim kemarau untuk bercocok tanam tembakau sebagai produk unggulan masyarakat petani pamekasan utara, super khusus masyarakat petani disekitar lingkungan saya berada.
Kemajuan teknologi mulai masuk di daerah yang dulunya hanya menghasilkan dua kli produksi pertanian, saat ini dengan teknologi sumur bor sudah dapat menyediakan system pengairan yang cukup memadai untuk lahan pertanian yang awalnya mengandalkan pertanian tadah hujan. Petani di daerah saya saat ini sudah bias 3 sampai 4 kali musim tanam dalam satu tahun. Terlebih musim yang tidak teratur, para petani sudah beberapa tahun tidak bercocok tanam tembakau walaupun tidak 100%,dan masih ada sebagian yang mencoba bercocok tanam tembakau walaupun kualitas tidak maksimal seperti musim kemarau normal.
Saat ini masyarakat di daerah saya sudah intens bercocok tanam padi dan jagung, terlebih untuk musim tanam tahun 2016/2017. Empat kali musim tanam cenderung para petani menanam padi, dan sebagian kecil menanam jagung, kondisi ini hanya sekitar tempat saya berada bukan untuk kecamatan Pakong secara keseluruhan. Ada sebagian lahan yang baru panen padi, dan sebagian lagi ada yang baru tumbuh tanaman padinya.
Seperti biasa, para petani tidak lepas dengan beternak sapi sebagai sampingan dari pekerjaan bercocok tanam di sawah.
Nah, permasalahan yang menjadi pikiran saya pada musim pada secara serentak. Limbah yang dihasilkan melimpah dan harus dibuang tidak dimanfaatkan lebih lanjut seperti daerah-daerah lain seperti memanfaatkan limbah pertanian sebagai bahan kompos ataupun pakan ternak yang lebih berkualitas. Sebagian besar jerami padi dibakar, atau dibiarkan begitu saja melapuk di tengah ladang apabila tidak akan ditanami lagi dan menunggu pada musim berikutnya. Sebagian besar dibakar yang menimbulkan polusi asap. Sementara yang dipergunakan untuk pakan ternak hanyalah jerami padi yang masih hijau.
Menurut karya tulis yang saya baca dari mahasiswa peternakan dari berbagai universitas di negeri ini, jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang memiliki kualitas tinggi sebagai pakan utama ternak, tentunya dengan melalui proses pengolahan untuk meningkatkan nilai nutrisi yang dikandung. Dengan memanfaatkan mikroorganisme yang bermanfaat, nutrisi pada jerami akan dipecah menjadi partikel-partikel kecil yang lebih mudah dicerna oleh ternak dan dapat meningkatkan produktifitas ternak melalui pembuatan pakan ternak fermentasi (silase).
Dengan bermodalkan seekor sapi, saya mencoba untuk bereksperimen tentang pakan ternak tersebut, walau beberapa kali gagal untuk menghasilkan pakan ternak seperti teori yang saya baca, bahkan sapi ternak cenderung tidak mau memakan pakan fermentasi yang saya buat tersebut.
Namun semangat tidak boleh tumpul, harus terus mencoba dengan harapan dapat merubah mindset masyarakat dan berharap hasil percobaan dapat bermanfaat bagi lingkungan. Syukur-syukur dengan doa dan praktek yang dilakukan dapat menjadi peternak yang sukses dan barokah (dalam cita-cita dan doa). Mohon doa restunya demi keberhasilan dan bimbingan bagi saudara-saudara yang memiliki pengalaman dan sharing pengalaman tersebut baik melalui tulisan-tulisan para ahli ataupun melalui sharing di kotak komentar atau email di citromduro@gmail.com
Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Belajar Memanfaatkan Limbah Pertanian, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Belajar Memanfaatkan Limbah Pertanian. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Belajar Memanfaatkan Limbah Pertanian dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA
2 Apr 2017
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Populer
-
Hanya sebuah judul lagu. Tidak semua orang mengenal lagu yang berjudul Ancor Pessenah Tellor . Sebuah judul lagu dangdut yang pernah popular...
-
Sinonim merupakan persamaan kata, begitu kira-kira istilah dalam bahasa yang pernah saya pelajari walau tidak terlalu melekat kuat dalam mem...
-
Masih tentang seputar racik meracik pupuk dengan pola sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman yang alhamdulillah pada saat ini diberikan kese...
-
Water Soluble. Padahal untuk mengetikan frase awal tersebut harus membuka penerjemah terlebih dahulu untuk mengetahui Larut dalam air secar...
-
Hembusan angin yang cukup kencang menciptakan suasana yang cukup dingin di daerah dataran tinggi kabupaten Pamekasan. Dingin terasa walau ta...