Bagi seorang penikmat kopi, hidangan paling mantabs adalah secangkir kopi pans, apalagi bagi seorang pecandu kopi yang akan merasakan sesuatu yang kurang tanpa adanya segelas kopi menemani. Saya adalah salah satu penikmat kopi meskipun bukan pencandu kopi. Dalam keseharian, bagi saya kopi tidak harus ada, sudah merupakan hal yang biasa tentang kopi. Ada syukur dan dinikmati, jika tak ada maka berusaha agar ada.
Sebagai seorang penikmat kopi yang tidak terlalu candu dengan kopi dengankonsumsi kopi hiraian sekitar 2 sampai 3 gelas sehari, ada cerita duka yang ingin diceritakan melalui sebuah tulisan yang tidak dapat dikatakan sebagai bentuk cerita.
Suatu malam lagi begadang dengan urusan social media dan meraup receh dari internet melalui kegiatan blogging. Lagi asyik dengan candaan dengan teman-teman yang sedang online, tiba-tiba ada keinginan untuk menikmati secangkir kopi panas, waktu itu kira-kira hampir jam 1 malam. Tentu harus memanaskan air sendiri dan malakukan oplosan kopi dan gula ala kadarnya.
Bergegaslah menuju dapur untuk menyalakan kompor dan memanaskan air satu gelas lebih sedikit dengan pikiran agar satu gelas nanti tetap penuh dan tidak terlalu banyak air panas yang berlebih. Hitung-hitung ngirit dan lebih cepat menurut hemat saya.
Setelah air mendidih, saya ambil sebuah gelas kaca, clingak clinguk mencari tempat bubuk kopi dan gula tersimpan, dan akhirnya berhasil juga ditemukan. Al hasil stok bubuk kopi dan gula betul-betul menipis, tak cukuplah untuk segelas penuh. Tanpa pikir panjang yang penting bisa menikmati kopi panas sekalipun tidak harus satu gelas penuh.
Dimasukkanlah bubuk kopi yang tidak sampai satu sendok tersebut kedalam gelas dan sisa gula yang ada. Agar mendapatkan kopi panas kental dan nikmat, maka air jangan sampai penuh pikir saya. Dituanglah air yang sudah mendidih tadi kedalam gelas yang didalamnya sudah terisi kopi bubuk dan gula.
Dasar memang bukan rejeki. Pas hampir mencapai ukuran cukup berdasarkan takaran otak saya air yang dituang kedalam gelas. Tiba-tiba gelas kaca pecah dan tidak sedikitpun tersisa di dalam gelas setelah memecahkan diri menjadi dua bagian. Memang sudah bukan rejeki untuk menikmati kopi panas dini hari.
Akhirnya tak jadilah menikmati kopi yang diinginkan, melangkah pergi meninggalkan dapur yang meninggalkan kisah duka dini hari ini. Kembali terduduk menghadapi layar monitor dan beberapa notifikasi yang ada. Tanpa ditemani kopi yang diinginkan, akhirnya terlelap ditempat duduk sambil dipandangin photo propil teman-teman di halaman facebook sampai tak terasa waktu subuh hampir sirna.
Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Kisah Duka Tentang Segelas Kopi, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Kisah Duka Tentang Segelas Kopi. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Kisah Duka Tentang Segelas Kopi dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA
11 Feb 2014
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Populer
-
Hanya sebuah judul lagu. Tidak semua orang mengenal lagu yang berjudul Ancor Pessenah Tellor . Sebuah judul lagu dangdut yang pernah popular...
-
Sinonim merupakan persamaan kata, begitu kira-kira istilah dalam bahasa yang pernah saya pelajari walau tidak terlalu melekat kuat dalam mem...
-
Water Soluble. Padahal untuk mengetikan frase awal tersebut harus membuka penerjemah terlebih dahulu untuk mengetahui Larut dalam air secar...
-
Masih tentang seputar racik meracik pupuk dengan pola sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman yang alhamdulillah pada saat ini diberikan kese...
-
Hembusan angin yang cukup kencang menciptakan suasana yang cukup dingin di daerah dataran tinggi kabupaten Pamekasan. Dingin terasa walau ta...