Banyak hal yang terlintas pada pikiran ini, ingin sebagian yang terlintas dituangkan dalam tulisan blog ini, namun apa daya setelah duduk di depan komputer segala yang terlintas itu hilang entah kemana. Jika hal tersebut saya alami tentu saya tidak memaksakan untuk berfikir keras menemukan ide untuk dijadikan sebuah tulisan. Lebih memilih untuk sekedar menyapa melalui status sosial media atau mengomentari status meskipun tidak nyambung. Sering melakukan blog walking untuk membuka wawasan tentang karya tulis yang yang dipublikasikan pada lapak masing-masing meskipun tanpa meninggalkan jejak.
Pilihan judul pada posting ini sempat saya pandangi cukup lama sehingga ingatan melayang pada sebuah posting pada lapak sahabat dari timur pulau jawa. Jika membaca tulisan Berjudul Cerita Tentang Sebuah Rokok akan ada kontraversi diantaranya. Sebagian setuju dan boleh, sebagian ada yang mengatakan dilarang. Tentang hal tersebut saya berada di tengah, segela sesuatu disesuaikan dengan kebutuhan.
Misalkan saja tentang sayur bayam. Entah bagaiman teknik pengolahan sayur bayam tersebut. Ada yang suka dan ada pula yang tidak suka dengan sayur bayam, bahkan ada sebagian yang sangat menyukai namun berakibat dengan kurang baik dengan kesehatan. Lutut ngilu setelah mengkonsumsi sayur bayam atau ada rasa nyeri pada bagian tubuh yang lain.
Adakah peringatan pemerintah atau amaran lain yang menyatakan HATI-HATI ASAM URAT DENGAN SAYUR BAYAM, atau bagaimanapun bahasa yang dipergunakan.
Makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Begitu kurang lebihnya yang pernah saya dengar dan saya tuliskan sebagai salah satu kalimat pada posting ini.
Lain halnya dengan makanan yang halal tapi hasil curian tetap haram hukumnya. Atau barang yang haram di makan dengan alasan apapun sesuatu yang haram dapat berubah menjadi halal. Halal mungkin saja bisa menjadi haram jika caranya salah, tapi haram tetap haram bagaimanapun tekniknya.
Sesuatu yang tidak dapat dijelaskan apakah haram atau tidak? Seperti yang ditulis oleh sahabat tersebut. Ada yang mengharamkan, tapi kok masih dibiarkan meraja lela. Entahlah.
Terkadang bagi orang tertentu, zat bernama Tar dan Nikotin dapat dijadikan sebagai sesuatu yang memberikan kesehatan. Seperti halnya diri saya. Jika penyakit bengik kumat, maka tar dan nikotin atau zat lain yang terkandung di dalamnya dapat memberikan kelegaan bernafas dengan teknik menghirup yang tepat.
Segala sesuatu yang yang dipergunakan sesuai kebutuhan, Insya Allah akan memberikan dampak sesuai kebutuhan pula.
Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Segalanya Tergantung Kebutuhan Namun Haram Tetap Haram, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Segalanya Tergantung Kebutuhan Namun Haram Tetap Haram. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Segalanya Tergantung Kebutuhan Namun Haram Tetap Haram dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA
10 Mar 2012
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Populer
-
Hanya sebuah judul lagu. Tidak semua orang mengenal lagu yang berjudul Ancor Pessenah Tellor . Sebuah judul lagu dangdut yang pernah popular...
-
Sinonim merupakan persamaan kata, begitu kira-kira istilah dalam bahasa yang pernah saya pelajari walau tidak terlalu melekat kuat dalam mem...
-
Masih tentang seputar racik meracik pupuk dengan pola sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman yang alhamdulillah pada saat ini diberikan kese...
-
Water Soluble. Padahal untuk mengetikan frase awal tersebut harus membuka penerjemah terlebih dahulu untuk mengetahui Larut dalam air secar...
-
Hembusan angin yang cukup kencang menciptakan suasana yang cukup dingin di daerah dataran tinggi kabupaten Pamekasan. Dingin terasa walau ta...