Natural Farming Alias Pertanian Alami atau menurut wikipedia metode Fukuoka merupakan metode pertanian dengan mempergunakan pendekatan ekologis. Untuk lebih detail seperti apa definisi yang ada dapat dirujuk melalui link ini yang bersumber dari wikipedia
br/> Pada kali ini saya hanya ingin menulis dan meluapkan apa yang terlintas setelah mencoba memahami konsep tersebut walau hanya sekilas dan sepintas lalu. Benarkah konsep tersebut dapat diterapkan pada jaman sekarang? Setiap pola berpikir tentu akan memberikan jawaban yang berbeda satu dengan yang lainnya. Namun hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan dan menjadi perdebatan yang pada akhirnya juga tidak ditemukan solusi dan hanya berupa perdebatan tanpa ujung.
Sekilas dari diskripsi yang dapat saya tangkap tentang Pertanian Alami atau Natural Farming bukan ditanam dan ditinggalkan begitu saja sampai waktu panen, dalam artian singkat tanam dan tinggal kemudia didatangi lagi untuk melakukan pemanenan tanaman yang ditanam. Hal tersebut bisa juga dilakukan namun aktifitas bertani sepertinya kurang mengena, dan itupun sebatas sudut pandang saya secara pribadi. Metode Fukuoka menolak penggunaan teknologi modern namun pada kurun waktu 25 tahun terakhir memberikan dampak hasil yang tidak kalah dengan pertanian yang mempergunakan teknologi modern.
Bagaimana jika mencoba untuk menggabungkan konsep natural farming (Fukuoka) dengan kemajuan teknologi. Jika pada asalnya metode tersebut menolak nutrisi kimia namun kita padukan dengan teknologi reaksi kimia dengan memanfaatkan bahan yang mudah didapat disekitar sebagai penunjang nutrisi kimia. Dengan metode yang lebih terkontrol dapat lebih berkesinambungan. Jika dalam grup pertanian yang saya ikuti baik yang kimia sitetis dan organik bisa kita padukan.
Berdasarkan yang saya baca dan mencoba untuk memahaminya, semua konsep yang ada masih dapat diterapkan secara bersamaan. Memanfaatkan alam dengan metode kimia sehingga kita dapat menekan penggunaan pupuk sintetis yang berlebihan. Analisa secara pemahaman dangkal bahwa kimia sintetis yang beredar dipasaran dibutuhkan ekosistem yang seimbang agar dapat terurai dan dimanfaatkan secara maksimal oleh tanaman. Misalkan saja produk sintetis dalam bentuk amonium dan di dalam ekosistem tersedia mikroorganisme yang bekerja untuk menguraikan amoniak menjadi nitrat atau dikenal dengan bakteri nitrifikasi.
Entah bagaimana melanjutkan tulisan ini yang sepertinya sudah mulai tidak terarah. dan akhirnya saya akhiri cukup sekian. Intinya kita jangan anti dengan sintetis dan juga anti dengan bahan sekitar yang lebih familiar dengan istilah organik. Mencoba untuk menyeimbangkan agar lebih selaras dan berkelanjutan. Tanaman dapat memberikan hasil seperti yang dirapkan dan ekosistem tetap terjaga. Bijak sana dalam mempergunakan produk sintetis maupun kimia. sesuatu yang berlebih tidak akan memberikan hasil yang baik, karena hal tersebut terkadang dipengaruhi oleh faktor keterburuan melihat kondisi tanaman yang kita kelola dengan memberikan beberapa asupan yang seharusnya tidak berlebihan dan malah berdampak negatif pada perkembangan tanaman budidaya. Dan tulisan ini sekedar ocehan yang tanpa acuan sekedar ingin menulis. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Natural Farming Secara Konsep dan Sekedar Membaca Untuk Memahaminya, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Natural Farming Secara Konsep dan Sekedar Membaca Untuk Memahaminya. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Natural Farming Secara Konsep dan Sekedar Membaca Untuk Memahaminya dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA
