15 Des 2016

Menyikapi Kondisi Karut Marut Negeri Ini

Menyikapi Kondisi Karut Marut Negeri Ini "Citro Mduro"
Jika dikatakan negeri ini sedang karut marut sepertinya terlalu berlebihan, buktinya masyarakat masih dapat menjalankan rutinitas seperti biasa. Para petani masih dapat menggarap sawahnya untuk bercocok tanam, para pegawai masih tetap beraktifitas dikantor masing-masing, walau mungkin ada sebagian yang bermalas-malasan. Para buruh, pekerja pabrik, nelayan, pekebun, dan sebagainya masih tetap beraktifitas sekalipun di dunia maya berbagai informasi dapat kita temukan tentang kondisi negeri ini yang sedang dihantam dengan berbagai macam peristiwa. Ada yang mengatakan negeri ini sedang dalam ancaman bahaya yang dahulunya sudah pernah dibasmi, adanya pergolakan politik, pergolakan ekonomi yang menurut kabar ceritanya ada permainan dan pemain besar yang memang sengaja ingin menguasai negeri ini secara terselubung.

Penulis memangnya mengerti tentang kondisi negeri, paham tentang politik, ekonomi dan sosial budaya?

Sebenarnya tidak ada pengetahuan tentang hal-hal tersebut, namun secara tidak sengaja saja terlintas tentang kondisi negeri ini berdasarkan berbagai share berita dari sosial media yang dijumpai. Dalam pikiran benarkah seperti ini keadaan negeri ini? Penuh dengan ancaman dan kondisi yang bisa dikatakan karut marut?

Tentu bukan suatu hal yang salah jika sekedar ingin menulis tentang sesuatu yang tidak dipahami dan itupun sekedar tulisan yang tidak akan memberikan pengaruh bagi para pembaca jikalau memang ada yang berkenan membacanya, terlebih lagi bagi negeri ini. Tidak memberikan sumbangan yang berarti karena memang hanya kemampuan beropini melalui tulisan yang belum pantas disebut sebagai opini.

Hanya memandang dan itupun sekedar mengintip dari celah yang teramat kecil dengan kaca mata yang sudah teramat buram. Melihat dan sedikit berpikir tentang negeri ini mulai dari informasi yang diperoleh tentang kasus penistaan Alqur’an Surah Almaidah. Sebagai orang yang sekedar beragama islam terus terang informasi tersebut sempat menyentakkan hati walau tidak sampai bergetar, sekedar sempat terlintas kenapa orang yang akan mendaki begitu beraninya untuk melakukan hal tersebut. Tapi mungkin saja hal tersebut sudah digariskan agar kita sebagai orang yang mengaku beragama islam harus sadar bahwa kondisi kita saat ini seperti ini adanya. Selama ini kita tertidur dan lebih sering tanpa disadari kita sendiri yang mengagungkan Alqur’an tapi tanpa disadari telah menodainya. Tapi mungkin itu hanya pemikiran saya saja yang terlalu bodoh tentang alqur’an dan tidak patuh dengan ajaran agama yang dianut dengan alasan turun temurun, karena ayah, ibu, kakek dan nenek saya beragama islam sehingga saya juga beragama islam sekalipun sangat tidak patuh terhadap ajaran agama dan tidak tahu tentang isi yang harus dipelajari dalam kitab suci agama yang saya anut.

Oke, berlanjut terus opini ngawurnya.

Berdasarkan informasi yang didapat dari share pada sosial media, informasi dari penistaan agama berkembang pada boikot memboikot, curiga dan saling mencurigai walau mungkin hal tersebut sebatas sosial media dan dari salah satu sisi saja yang saya dapatkan, sementara sisi lain mungkin masih belum bisa saya singkap karena tabir tebal yang belum mampu untuk saya singkapkan. Namun paling tidak ada perkembangan wawasan tentang negeri ini meskipun dari salah satu sisi. Dan yang jelas negeri ini masih memiliki kekuatan yang sangat besar dan hal tersebut sudah dibuktikan pada aksi damai 2 Desember beberapa waktu lalu. Dan statistik kependudukan negeri ini mengatakan ada lebih dari 200 juta jiwa yang saya yakin kesemuanya siap untuk mempertahankan NKRI, walaupun mungkin ada sebagian kecil yang ingin merongrong negeri ini bagaikan tikus tanah yang terus menggali secara perlahan.

Kenapa juga sampai pada tikus tanah, lagian sudah banyak cara untuk mengatasi tikus tanah. Jika memang negeri ini mendapat ancaman dari tikus tanah, tentu akan banyak cara untuk mengatasinya, namun selagi tikus tersebut sekedar menggali untuk mencari makan dan tidak menimbulkan kerusakan, sepertinya kita biarkan saja. Mencari makan dengan menggali memang sudah sudah kodrat tikus untuk mendapatkan makan dengan cara tersebut. Selama tidak merusak tanaman disawah, merusak yang lain kita biarkan tikus-tikus tersebut, nantinya juga akan disantap kucing, ular, burung hantu, dan masih banyak hewan-hewan lain yang akan memangsa tikus-tikus tersebut.

Waduh ... malah ngelantur pada berbagai hewan, bisa jadi tulisan ini akan menjadi kebun binatang. Dari pada sampai terlalu banyak mengkoleksi hewan-hewan dan tidak akan menjadi kebun binatang, sepertinya dihentikan sekian saja tulisan ini sekalipun belum ada kesimpulan yang dapat dijadikan simpul sebagai pelajaran pramuka hari ini. Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Menyikapi Kondisi Karut Marut Negeri Ini, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Menyikapi Kondisi Karut Marut Negeri Ini. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Menyikapi Kondisi Karut Marut Negeri Ini dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA

Posting Komentar