8 Feb 2015

Sulit Untuk Mengakui Kesalahan

Sulit Untuk Mengakui Kesalahan
Keegoan terkadang menutup semua indera yang dimiliki, keegoan menutup mata ini sehingga sulit untuk membedakan yang baik dan yang buruk. Keegoan menutup telinga ini sehingga sulit untuk mendengarkan sesuatu yang baik untuk dipikirkan. Dengan keegoan semuanya seakan tertutp. Yang ada hanyalah kebenaran akan diri kita sendiri. Kebenaran apa yang telah kita lakukan, kebenaran apa yang telah kita perbuat, kebenaran pikiran, dan tindakan. Segalanya seakan merupakan sesuatu yang sempurna jika berasal dari kita. Bahkan mungkin tidak jarang menilai salah atau bahkan menyalahkan perbuatan orang, mementahkan pendapat orang lain.

Namun sebelumnya mohon maaf, tulisan ini seperti biasanya dengan label asal nulis. Tidak ada maksud apapun, seperti merendahkan orang lain, menyinggung orang, terlebih lagi membanggakan diri melalui sebuah tulisan. Sekedar tulisan yang keluar begitu saja dari apa yang dipikirkan tanpa harus ada tujuan jelas kemana arah dan makna tulisan yang akan dipublikasikan nantinya. Namun bisa jadi karena memang keadaan yang terjadi pada diri penulis yang diliputi rasa egoisme, hanya bisa menyalahkan orang lain tanpa berani untuk instrospeksi diri dan memperbaiki kekurangan-kekurangan dan kesalahan yang ada dalam diri. Paling tidak mau berpikir dengan sadar bahwa yang telah dilakukan merupakan sesuatu yang salah.

Sikap egois tersebut menjadikan diri malu untuk mengakui kesalahan, sehingga menutupi kesalahan itu dengan menyalahkan orang lain. Diri sendiri yang salah namun seakan menjadikan orang lain yang bersalah menurut pandangan dan pemikiran orang lain.

Jangankan untuk orang diluar rumah, lebih sering sulit untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf pada pasangan. Paling tidak berdiam diri dan tidak saling menyapa untuk menutupi kesalahan yang dilakukan. Menunggu orang lain untuk melakukan permintaan maaf terhadap kesalahan yang kita lakukan, semua karena ego yang tidak terkendali, seharusnya diri sendiri yang meminta maaf terlebih dahulu. Anggap saja sebuah pertengkaran kecil dalam rumah tangga. Pertengkaran terjadi karena adanya kesalahan pada diri kita, sehingga mungkin menjadikan pasangan tidak setuju dan melakuan penolakan semacam protes terhadap sebuah kesalahan yang sangat mungkin dengan nada yang terdengar agak tinggi ditelinga, padahal nada suara tersebut standar bukan bertujuan untuk membantah dengan nada kasar. Karena ego menjadikan telinga tidak dapat membedakan nada tinggi dan nada rendah.

Seandainya saja tidak salah menafsirkan sebuah jawaban, maka pertengkaran itu tidak akan pernah terjadi. Kekeliruan terdapat pada diri kita yang sulit untuk mengakui kesalahan.

Butuh waktu yang sangat lama untuk bisa memahami banyak hal, butuh waktu lama untuk menapak dijalan yang lurus. Semoga kita semua ditunjukkan pada jalan yang lurus, yaitu jalan yang penuh dengan Rahmat, Barokah, dan Ridhonya. Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Sulit Untuk Mengakui Kesalahan, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Sulit Untuk Mengakui Kesalahan. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Sulit Untuk Mengakui Kesalahan dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA

Posting Komentar